Ia meminta agar para eks pegawai turut serta dalam rehabilitasi lingkungan di lokasi tersebut dengan menanam pohon sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
"Saya ingin kalian juga punya rasa tanggung jawab. Bantu menanam pohon di sini," tegasnya.
Namun, permintaan tersebut mengejutkan para mantan pegawai karena sebelumnya tidak pernah disebutkan sebagai syarat mendapatkan kompensasi. Mereka merasa bahwa hak mereka kini menjadi lebih sulit untuk diperoleh.
Dedi Mulyadi: “Jangan Bersikap Elitis, Tunjukkan Empati”
Saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Dedi menjelaskan alasan di balik sikap tegasnya. Ia menilai bahwa para mantan pegawai kurang memiliki empati dan hanya fokus menuntut hak tanpa mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan.
"Saya tidak suka dengan orang yang tidak punya empati, yang merasa seolah-olah lebih tinggi dibanding yang lain. Saat saya bilang saya akan transfer uang, tapi dengan syarat tanam satu pohon saja, mereka malah menolak dan mempertanyakan kenapa harus menanam pohon," ujar Dedi.
Menurutnya, masih banyak pekerja lain yang tetap berusaha mencari nafkah meskipun memiliki latar belakang pendidikan rendah. Sementara itu, eks pegawai Hibisc Fantasy dinilai hanya berpangku tangan dan menuntut kompensasi tanpa menunjukkan rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitar.