Penelitian baru menunjukkan gangguan tidur pada wanita, seperti sleep apnea dan insomnia, meningkatkan risiko melahirkan sebelum mencapai usia penuh, temuan yang bisa memberi peringatan dini kepada dokter tentang kelahiran prematur.
Ini juga bisa memberi kesempatan kepada tim medis untuk meminimalkan risiko kelahiran prematur jika gangguan tidur ini dapat ditangani secara efektif selama kehamilan.
Menurut tim dari University of California San Francisco, penelitian ini menyoroti gangguan tidur yang sering kali tidak terdiagnosis di tengah perubahan tidur normal yang biasanya terjadi selama kehamilan.
Penelitian ini adalah yang pertama meneliti efek insomnia pada kehamilan, dan untuk memastikan faktor lain yang berkontribusi terhadap kelahiran prematur dipisahkan, para periset menggunakan rancangan case-control: wanita diberi pasangan berdasarkan faktor risiko yang sesuai, termasuk merokok. Dan hipertensi, dengan gangguan tidur mendiagnosis perbedaan utamanya.
"Ini memberi kami lebih percaya diri bahwa temuan kami tentang kelahiran dini di antara wanita dengan tidur yang tidak teratur benar-benar disebabkan oleh gangguan tidur, dan bukan pada perbedaan lain antara wanita dengan dan tanpa kelainan ini," kata peneliti utama Jennifer Felder.