Salah satu faktor utama adalah aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), yang saat ini sedang aktif di Fase 5 atau wilayah Benua Maritim. BMKG memperkirakan MJO akan tetap berada di wilayah Indonesia selama setidaknya satu minggu ke depan. Selain itu, dua fenomena atmosfer lain yang juga turut memengaruhi adalah gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial. Kedua gelombang ini menunjukkan pergerakan yang konsisten di sebagian wilayah Indonesia, terutama di bagian barat dan tengah.
Ketiga fenomena atmosfer tersebut memiliki potensi besar dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan. Akibatnya, beberapa daerah akan lebih sering diguyur hujan lebat bahkan hingga ekstrem, meskipun kalender menunjukkan kita telah memasuki musim kemarau.
BMKG mengingatkan bahwa karena dinamika atmosfer yang masih sangat aktif dan mudah berubah secara tiba-tiba, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Risiko hujan deras dalam waktu singkat, angin kencang, serta petir bisa terjadi kapan saja. Kondisi ini juga dapat memicu gangguan aktivitas harian seperti kemacetan lalu lintas, kerusakan infrastruktur, bahkan bencana alam.
Prospek Cuaca Sepekan ke Depan
Untuk periode 20 hingga 22 Mei 2025, cuaca di Indonesia secara umum diprediksi berawan hingga hujan ringan. Namun, terdapat potensi peningkatan hujan sedang di beberapa wilayah, antara lain:
-
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.