Selain itu, ketidakpastian dalam pasar kerja, terutama di sektor formal, telah berdampak besar pada kelas menengah. Banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan atau mengalami pengurangan pendapatan, yang memaksa mereka untuk menurunkan standar hidup mereka serta memperketat anggaran bulanan mereka.
Dampak Ekonomi dari Penurunan Kelas Menengah
Penurunan jumlah kelas menengah di Indonesia memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Kelas menengah, yang selama ini menjadi motor penggerak konsumsi domestik, kini menghadapi tantangan besar dalam menjaga gaya hidup serta pengeluarannya. Ketika kelas menengah kehilangan daya beli, sektor konsumsi yang menjadi andalan perekonomian Indonesia juga turut terpukul. Pengeluaran rumah tangga di kelas ini meliputi berbagai sektor seperti perumahan, transportasi, kesehatan, serta hiburan, yang semuanya memberikan kontribusi signifikan pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Di sisi lain, penurunan jumlah kelas menengah juga berdampak langsung pada penerimaan pajak. Kelas menengah berkontribusi besar terhadap pendapatan negara melalui pajak penghasilan serta pajak konsumsi. Jika jumlah mereka berkurang, negara akan menghadapi tantangan untuk mempertahankan tingkat pendapatan yang cukup guna membiayai berbagai program pembangunan serta sosial.
Kebijakan Pemerintah dalam Memulihkan Kelas Menengah
Pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi penurunan jumlah kelas menengah serta mendorong pemulihan ekonomi mereka. Salah satu kebijakan yang diterapkan adalah memberikan bantuan sosial serta subsidi kepada kelompok-kelompok yang rentan jatuh dari kelas menengah, serta menciptakan lapangan kerja baru melalui investasi di sektor-sektor strategis. Selain itu, pemerintah juga memperkenalkan kebijakan pajak yang lebih ramah terhadap kelas menengah untuk meringankan beban mereka, serta mendorong pendidikan serta pelatihan bagi angkatan kerja agar lebih siap menghadapi perubahan ekonomi.