Untuk memastikan kebijakan ini dapat diterapkan dengan baik, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan nota kesepahaman (MoU) dengan TNI dan Polri, serta melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), serta pimpinan RT/RW setempat. “Minimal, kami ingin memastikan bahwa pengawasan ini dapat berjalan dengan baik,” kata Dedi, menunjukkan komitmennya dalam menjaga ketertiban.
Selain itu, Dedi mengklaim bahwa dampak dari program pendidikan anak di barak militer telah mulai terlihat, salah satunya adalah penurunan angka tawuran antar pelajar. “Kami melihat anak-anak kini mulai lebih disiplin, bahkan ada yang berjalan kaki ke sekolah. Tren negatif seperti penggunaan knalpot brong pada motor juga sudah mulai menurun,” ungkap Dedi sambil menekankan perlunya konsistensi dalam penerapan kebijakan ini.
Ketika ditanya tentang sanksi bagi pelajar yang melanggar aturan ini, Dedi menegaskan bahwa mereka akan mendapatkan hukuman. “Siswa yang melanggar akan dipanggil oleh guru bimbingan konseling (BK) di sekolah untuk menjalani proses pendidikan. Kami akan terus mengembangkan model-model pengawasan yang telah kami terapkan sebelumnya,” jelasnya.