Tampang

Apa Penyebab Pernikahan Dini?

14 Jul 2025 12:39 wib. 21
0 0
Pernkahan
Sumber foto: Canva

Tekanan dari masyarakat, keluarga besar, atau bahkan teman sebaya juga bisa mempengaruhi. Ada anggapan bahwa jika seorang gadis tidak segera menikah pada usia tertentu, ia akan dicap "perawan tua" atau sulit mendapatkan jodoh. Faktor budaya seperti perjodohan juga masih sering terjadi, di mana keputusan menikah bukan sepenuhnya ada di tangan anak, melainkan diatur oleh orang tua berdasarkan tradisi atau kesepakatan antar keluarga. Ritual dan kepercayaan adat terkadang juga mendorong praktik ini, membuatnya sulit diubah tanpa pemahaman yang mendalam tentang konteks lokal.

Minimnya Akses dan Pentingnya Pendidikan

Rendahnya tingkat pendidikan dan minimnya akses terhadap informasi yang akurat menjadi faktor krusial lainnya. Anak-anak yang putus sekolah, terutama perempuan, memiliki risiko lebih tinggi untuk dinikahkan dini. Ketika pendidikan tidak lagi menjadi bagian dari rutinitas mereka, peluang untuk mengembangkan diri, mendapatkan keterampilan, dan memiliki visi masa depan yang lebih luas menjadi terbatas. Sekolah bukan hanya tempat belajar akademik, tetapi juga wadah untuk berinteraksi sosial, mendapatkan informasi kesehatan reproduksi, dan membangun kesadaran akan hak-hak.

Kurangnya pemahaman tentang dampak negatif pernikahan dini — baik bagi kesehatan fisik dan mental, kesempatan pendidikan, maupun kesejahteraan keluarga di masa depan — juga memperparah masalah ini. Banyak yang tidak menyadari bahwa pernikahan di usia muda seringkali berujung pada masalah kesehatan, perceraian, atau kesulitan finansial. Informasi yang valid dan mudah diakses mengenai kesehatan reproduksi dan hak-hak anak masih belum merata di semua lapisan masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil.

Kehamilan Tidak Direncanakan: Solusi Darurat yang Menyesatkan

Faktor lain yang sering memicu pernikahan dini adalah kehamilan yang tidak direncanakan atau tidak diinginkan. Ketika seorang remaja perempuan hamil di luar nikah, pernikahan seringkali dianggap sebagai satu-satunya solusi "darurat" untuk menutupi aib keluarga dan memberikan status legal bagi anak yang akan lahir. Meskipun niatnya mungkin baik dari sisi moral keluarga, keputusan ini seringkali diambil tanpa pertimbangan matang tentang kesiapan mental, emosional, dan finansial kedua belah pihak yang masih sangat muda.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

alvaro morata
0 Suka, 0 Komentar, 28 Jun 2017

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?