Kehamilan di usia remaja memiliki risiko kesehatan yang jauh lebih tinggi bagi ibu maupun bayi. Selain itu, pasangan muda yang menikah karena hamil cenderung belum memiliki kematangan emosi untuk membangun rumah tangga dan menghadapi tantangan hidup berumah tangga, sehingga rentan terhadap perceraian atau kekerasan dalam rumah tangga. Ini menunjukkan bahwa pernikahan dini sebagai "solusi" dari kehamilan yang tidak direncanakan justru bisa menciptakan masalah baru yang lebih kompleks.
Pernikahan dini adalah isu multi-dimensi yang membutuhkan pendekatan holistik. Mengatasi kemiskinan, mengubah norma budaya yang merugikan, meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, serta memberikan edukasi yang komprehensif tentang kesehatan reproduksi.