"Pembiayaan jalan tol sebenarnya bersumber dari pemegang saham dan pinjaman komersial perbankan. Oleh karena itu, periode pengembalian modal yang diperlukan juga terbilang panjang, dan perjanjian kredit yang kami lakukan dengan bank umumnya memiliki tenor antara 10 hingga 15 tahun," jelas Kris.
Permasalahan lain yang dihadapi adalah kondisi iklim bisnis yang sering kali tidak sesuai dengan perkiraan awal pada saat perencanaan. Kris menjelaskan bahwa risiko degradasi pengembalian (return fall) dapat muncul, salah satunya akibat inflasi yang semakin tidak terduga.
"Selama periode pengembalian modal, baik yang berasal dari pemegang saham maupun pinjaman bank, kami sering kali mengalami penurunan dalam tingkat pengembalian," tambahnya. Penyebab penurunan ini bisa disebabkan oleh kurangnya arus kendaraan yang melintas, atau tarif yang ditetapkan tidak sesuai dengan nilai keekonomian yang diharapkan.
Untuk menjaga dan mempertahankan nilai pengembalian investasi yang telah disepakati dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), tariff tol hendaknya disesuaikan setiap dua tahun sekali dengan memperhatikan tingkat inflasi.