Menyikapi Kekhawatiran Terkait Divestasi
Senator Demokrat Ed Markey mengungkapkan bahwa bagi ByteDance, melakukan divestasi TikTok dalam jangka waktu yang ditentukan menjadi sesuatu yang sulit bahkan tidak mungkin. Markey menilai bahwa proses penjualan saham TikTok akan menjadi salah satu transaksi paling rumit dan mahal dalam sejarah, memerlukan pemeriksaan yang teliti selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
Mengingat kasus penjualan saham TikTok, CEO Microsoft, Satya Nadella, turut memberikan tanggapannya. Dia menyebut bahwa diskusi terkait akuisisi TikTok pada tahun 2020 merupakan hal yang paling aneh yang pernah dia lakukan. Sehingga, kesulitan dalam menjalankan proses divestasi TikTok dapat menjadi bagian dari tantangan besar bagi ByteDance.
Dampak Internasional
Tak hanya AS, kekhawatiran terhadap keamanan data oleh ByteDance juga muncul di berbagai negara lain. India, sebagai salah satu negara dengan jumlah pengguna TikTok terbesar, telah melarang aplikasi ini bersama sejumlah aplikasi asal China lainnya pada tahun 2020. Keputusan tersebut diambil akibat masalah privasi dan keamanan yang muncul setelah terjadinya bentrokan di perbatasan India-China.
Uni Eropa, Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Selandia Baru, Britania Raya, Afganistan, Pakistan, Nepal, dan Taiwan juga mengambil langkah serupa dalam melarang TikTok. Alasannya bermacam-macam, mulai dari kekhawatiran akan keamanan siber, privasi, hingga kurangnya langkah-langkah keamanan data.