PM Israel Benjamin Netanyahu telah memicu kontroversi pada Minggu (17/3/2024) dengan mengumumkan rencana pasukan Israel untuk melanjutkan serangan darat yang direncanakan di Kota Rafah, Gaza Selatan. Rencana ini telah menuai kekhawatiran dari berbagai pihak akan jatuhnya lebih banyak korban sipil di wilayah Gaza yang sudah dilanda konflik.
Dalam pernyataannya, PM Netanyahu menyatakan, "Tidak ada tekanan internasional yang akan menghentikan kami untuk mewujudkan semua tujuan perang: melenyapkan Hamas, membebaskan semua sandera kami."
Komentar ini menegaskan bahwa Israel tidak akan mundur dalam upaya menumpas kelompok Hamas, dan bahwa mereka siap melanjutkan serangan darat meskipun adanya tekanan internasional.
Keputusan untuk melanjutkan perang darat di Kota Rafah, Gaza Selatan, menjadi sorotan utama di kancah politik internasional. Sejumlah negara dan lembaga internasional telah mengeluarkan pernyataan mengecam rencana tersebut, mengingat potensi dampak buruknya terhadap warga sipil di wilayah konflik.
Meskipun demikian, PM Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan terpengaruh oleh tekanan dari pihak manapun. Ia meyakinkan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh Israel merupakan bagian dari upaya yang lebih besar untuk mencapai tujuan-tujuan strategis negara tersebut dalam konflik di wilayah Gaza.