Meski begitu, ketika ditanya apakah ia bersedia memaafkan Musk, Trump menjawab, “Saya rasa bisa saja.” Namun, ia juga menegaskan bahwa fokus utamanya adalah memulihkan kondisi Amerika Serikat, bukan memperbaiki relasi personal dengan Musk.
Dalam wawancara lain yang dilakukan oleh NBC, Trump bahkan secara eksplisit menyatakan tidak tertarik untuk membangun kembali hubungan dengan Musk. "Saya terlalu sibuk dengan hal lain. Saya tidak punya rencana berbicara dengannya," tegasnya.
Dari Kepala DOGE ke Oposisi Terbuka
Ketegangan ini bermula tak lama setelah Elon Musk mengundurkan diri dari posisinya sebagai Kepala Department of Government Efficiency (DOGE)—sebuah jabatan strategis yang ia emban sejak awal pemerintahan Trump. Perannya cukup penting dalam upaya merampingkan birokrasi pemerintahan, meski hasilnya kerap dipertanyakan berbagai pihak.
Usai keluar dari jabatan itu, Musk tanpa ragu menyerang kebijakan-kebijakan domestik Trump. Ia menyebut program-program tersebut sebagai "abominasi menjijikkan" yang justru membebani defisit dan menghambat efisiensi anggaran. Trump pun membalas dengan menyindir bahwa cara termudah menghemat anggaran adalah dengan menghentikan subsidi federal bagi perusahaan milik Musk seperti Tesla dan SpaceX.
Namun meski sempat sengit, Musk terlihat mulai mengambil langkah damai. Ia menghapus beberapa unggahan kontroversialnya, dan dalam interaksi terbaru di media sosial, Musk merespons pernyataan Trump dengan emoji hati—sinyal bahwa hubungan mereka mungkin belum benar-benar kandas.
Isyarat Damai dan Masa Depan Relasi Musk-Trump
Menariknya, dalam konferensi pers awal minggu ini, Trump mengungkap bahwa ia tidak akan mencabut akses proyek Starlink milik Musk dari Gedung Putih. Ia bahkan menyebut bahwa dirinya masih menganggap Musk sebagai mitra yang baik. “Kami memiliki hubungan yang baik, dan saya hanya mendoakan dia baik-baik saja—sangat baik, sebenarnya,” ujarnya.