Pihak berwenang Saudi melaporkan mereka merawat lebih dari 2.000 jemaah yang menderita heatstroke, namun angka ini belum diperbarui sejak akhir pekan lalu. Mereka juga enggan memberikan informasi soal korban jiwa.
Ibadah haji merupakan ibadah fisik yang menuntut aktivitas bergerak dan berjalan kaki secara terus menerus. Hal ini membutuhkan ketahanan sistem fungsi kardiorespirasi dan neuromuskuloskeletal yang optimal agar jemaah mampu menjalaninya dengan kemampuan istitha’ah yang maksimal, seperti yang diutarakan oleh Tim Rehabilitasi Medis KKHI Makkah.
Jemaah lansia rentan terpengaruh oleh suhu cuaca yang ekstrem panas dan adaptasi terhadap aktivitas yang menuntut gerak cepat, meningkatkan risiko jatuh, cedera, bahkan disabilitas. Cuaca ekstrem juga berpotensi membuat jemaah mengalami disorientasi, gangguan sistem pernapasan, serta risiko radang tenggorokan akibat udara panas, debu, dan kurangnya hidrasi pada lapisan saluran pernapasan atas.
Gangguan pernapasan dapat memperburuk kondisi jemaah yang sebelumnya memiliki penyakit asma terkontrol atau penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) terkontrol. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah Arab Saudi untuk memastikan perlindungan dan perawatan medis yang memadai bagi jemaah haji, terutama yang rentan terhadap kondisi lingkungan ekstrem.