Pada abad ke-1 SM hingga abad ke-2 M, Petra menjadi pusat perdagangan yang strategis, menghubungkan timur dan barat. Komoditas berharga seperti rempah-rempah, minyak wangi, dan bahan-bahan lain dibawa melalui kota ini, menjadikannya sebagai salah satu kota terkaya pada masanya. Namun, dengan perubahan arah jalur perdagangan dan berbagai faktor alam, Petra mulai mengalami penurunan, dan pada abad ke-11, kota ini hampir dilupakan sama sekali.
Kehilangan Petra dari peta dunia selama berabad-abad tidak mengurangi keindahannya. Kota ini baru ditemukan kembali pada tahun 1812 oleh penjelajah Swiss, Johann Ludwig Burckhardt. Saat itu, banyak bagian kota masih tertutup pasir dan sekitar, menyimpan rahasia yang menarik bagi arkeolog dan peneliti dari berbagai belahan dunia. Sejak penemuan ini, Petra telah menjadi tujuan wisata yang sangat dicari dan diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1985.
Kunjungan ke Petra memberikan pengalaman yang unik, di mana pengunjung dapat menyaksikan keajaiban arsitektur batu ini secara langsung. Jalur utama menuju Petra, yang dikenal sebagai Siq, adalah seperti sebuah lorong sempit yang mengarah langsung ke Khazneh. Ratusan pengunjung setiap tahun melawat tempat ini, menelusuri jejak sejarah dan menikmati keindahan struktur batu yang megah.