Setiap tahun pada tanggal 11 November, warga Korea Selatan merayakan “Hari Orang Jomblo” atau yang dikenal dengan istilah “Pepero Day.” Perayaan ini mungkin terdengar unik, terutama bagi mereka yang tidak akrab dengan budaya Korea. Namun, penting untuk memahami penjelasan alasan di balik perayaan ini dan apa yang menyebabkan banyak orang di Korea Selatan semakin merayakannya.
Awalnya, Pepero Day muncul pada tahun 1990-an sebagai bagian dari kampanye pemasaran oleh Lotte, sebuah perusahaan makanan yang memproduksi Pepero, yakni makanan ringan berupa stik cokelat. Semakin luasnya popularitas Pepero membuat hari tersebut mendapatkan momentum sebagai kesempatan unik untuk merayakan cinta dan persahabatan. Namun, seiring berjalannya waktu, perayaan ini juga mulai mencakup makna yang lebih luas, khususnya bagi mereka yang masih lajang.
Salah satu penjelasan alasan masyarakat Korea Selatan merayakan Hari Orang Jomblo pada tanggal tersebut adalah karena angka “11” yang dianggap mewakili satu orang yang berdiri sendiri. Masyarakat Korea percaya bahwa angka 11, yang ditulis sebagai dua stiks berdampingan, melambangkan dua orang, namun ketika ditambahkan satu lagi, menjadi satu entitas yang terpisah. Oleh karena itu, hari itu diinterpretasikan dengan cara yang lebih spesifik oleh para jomblo sebagai kesempatan untuk merayakan kehidupan mereka yang belum memiliki pasangan.