Tampng.com - Kementerian Riset, Teknologi (Ristek) dan Pendidikan Tinggi (Dikti) membentuk Joint Committee Meeting (JCM). Ini dibentuk untuk mengawal pelaksanaan kerja sama pemerintah Indonesia dan Tiongkok dalam mengembangkan kapasitas riset bioteknologi, join laboratory dan High Temperature Gas Cooled Reactor (HTGR).
Menteri Ristek dan Dikti, Mohamad Nasir mengatakan, program pendidikan yang strategis sangat dibutuhkan dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Program tersebut, agar penguasaan Iptekin dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Nasir yakin, kerja sama ini dapat memperkuat kolaborasi dalam bidang Iptekin dan Dikti antara Indonesia dan Tiongkok. ”Dari China hadir 60 delegasi, LPNK dan perguruan tinggi maupun pemerhati Iptekin,” sebut Nasir.
Nasir menyebutkan, ke depan kerjasama ini akan diperluas dalam berbagai bidang seperti Bioteknologi, Sains Tekno Park (STP), Teknologi Transfer, pengusaan teknologi nuklir untuk maksud damai dalam bidang energi (HTGR-High Teknologi Gas Cooled Reactor), Talented Young Scientist Program, ICT Talents Fostering Programs, Agricultural Sciences.
Hal yang sama diungkapkan Deputi Bidang Teknologi dan Agroindustri dan Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Eniya Listiani Dewi. Dia mengatakan, kerja sama tersebut meliputi riset di bidang peternakan dan perikanan. ”Dari kerjasama ini kami ingin kembangkan bioteknologi pakan ikan, sapi dan ternak lainnya,” ungkap Eniya Listiani Dewi di kantor Kemenristek-Dikti, di Jakarta, Senin (27/11).