Namun, pernyataan tersebut justru mendapat tanggapan dari juru bicara PBB, Stephane Dujarric, yang menyebut tindakan tersebut sebagai "tidak dapat diterima." Dujarric juga menegaskan bahwa ini merupakan hal yang belum pernah terjadi selama 24 tahun dinasnya di PBB.
Di sisi lain, Palestina menyambut baik keputusan PBB meskipun dianggap terlambat. Pejabat senior Palestina, Riad Malki, menyatakan bahwa langkah ini memberikan pengakuan atas bencana kemanusiaan di Gaza, terutama terhadap anak-anak dan perempuan. Kelompok-kelompok hak asasi manusia serta badan PBB seperti UNICEF dan WHO juga telah mengutuk tindakan Israel yang menyebabkan krisis kemanusiaan di Gaza, terutama terkait dengan ketersediaan makanan, air, obat-obatan, dan pasokan penting lainnya.
Menurut laporan UNICEF, 90% anak Palestina di Gaza hidup dalam kemiskinan pangan yang parah, sementara WHO menyebutkan bahwa lebih dari 80% anak-anak Palestina di Gaza tidak makan sepanjang hari. Dalam situasi yang semakin memburuk akibat serangan militer Israel, Defence for Children International-Palestine (DCIP) melaporkan bahwa banyak anak Palestina mengalami luka kritis dan trauma fisik dan psikologis yang berkepanjangan.