Sementara itu, Pemimpin Senat dari Partai Republik, Mitch McConnell, menyebut aksi ini sebagai situasi berbahaya dan menyerahkan tanggung jawab kepada administrator perguruan tinggi. Dia juga mengecam adanya tindakan antisemitisme yang terjadi selama protes.
Protes dimulai di Columbia University dan sejak itu memicu demonstrasi pro-Palestina di seluruh negeri. Mahasiswa dan administrator di sana telah terlibat dalam negosiasi. Columbia telah menetapkan serangkaian tenggat waktu bagi pengunjuk rasa untuk meninggalkan perkemahan, tetapi kembalikan polisi pada saat ini dianggap tidak kontraproduktif, menurut pernyataan universitas tersebut.
Di California, demonstrasi di University of California menjadi sengit usai ratusan demonstran dan polisi berkerumun. Di seberang kota, University of Southern California (USC) mengalami kerusuhan dan vandalisme yang mengakibatkan penutupan sementara kampus. USC juga sempat menuai kritik karena pembatalan pidato wisuda seorang mahasiswi pro-Palestina.
Di Missouri, Washington University di St. Louis menghadapi kekisruhan dan penangkapan demonstran. Dalam sebuah pernyataan, universitas tersebut mengatakan lebih dari 100 orang – termasuk 23 mahasiswa dan empat pegawai universitas – ditangkap karena diduga masuk tanpa izin.
Kandidat presiden dari Partai Hijau, Jill Stein, mengatakan bahwa dia dan dua manajernya ikut ditangkap dalam aksi. Dewan Hubungan Amerika-Islam cabang Missouri mengecam penangkapan tersebut sebagai tindakan yang kasar.
Di Boston, polisi membersihkan perkemahan di kampus Northeastern University setelah pengunjuk rasa menolak membersihkan tenda mereka. Polisi Negara Bagian Massachusetts menangkap sekitar 102 pengunjuk rasa yang akan didakwa melakukan pelanggaran dan perilaku tidak tertib. Namun, kelompok mahasiswa 'Huskies for a Free Palestine' membantah tuduhan hinaan antisemitisme dan menegaskan bahwa protes mereka berlangsung damai.