Aksi protes pro-Palestina di kampus-kampus di Amerika Serikat terus mengalami eskalasi yang menuntut pemutusan hubungan keuangan dengan Israel akibat konflik di Gaza. Pihak kampus semakin terdesak menjelang upacara wisuda yang semakin dekat.
Pada Minggu (28/4), bentrokan antara polisi dan mahasiswa meletus saat demonstrasi di University of California Los Angeles (UCLA), menimbulkan teriakan dan dorongan satu sama lain. Sebanyak 275 orang ditangkap di beberapa kampus pada Sabtu (27/4), termasuk di Indiana University at Bloomington, Arizona State University, dan Washington University di St. Louis.
Dikutip dari AP, jumlah penangkapan secara nasional mendekati 900 orang sejak polisi membubarkan kamp protes pro-Palestina di Columbia University pada 18 April lalu.
Sejak saat itu, mahasiswa berkumpul dan mendirikan perkemahan pro-Palestina di seluruh negeri. Hal ini mendapat berbagai tanggapan dari pihak administrasi kampus masing-masing, mulai dari penangkapan dan tuntutan pidana, hingga penangguhan keanggotaan mahasiswa atau permintaan agar keluar dari kamp tersebut.
Beberapa anggota fakultas di universitas-universitas di California, Georgia, dan Texas telah memberikan suara secara simbolis yang menyatakan tidak percaya terhadap pimpinan mereka.
Presiden Joe Biden, melalui jubir keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, menyatakan bahwa dia menyadari adanya perasaan kuat terkait protes ini, tetapi akan menyerahkan penanganannya kepada otoritas setempat. Kirby menegaskan, masyarakat harus memiliki kemampuan untuk mengutarakan pandangan secara terbuka dan damai.