Tampang

'Neraka Bocor' Menggila di Jepang, Pemerintah Umumkan Status Bahaya

8 Jul 2024 20:43 wib. 211
0 0
'Neraka Bocor' Menggila di Jepang, Pemerintah Umumkan Status Bahaya
Sumber foto: iStock

Badan manajemen kebakaran dan bencana melaporkan bahwa dari 2.276 orang yang dibawa ke rumah sakit karena serangan panas pada minggu terakhir bulan Juni, lebih dari setengahnya berusia di atas 65 tahun. Anak-anak kecil juga berisiko. Bulan ini, petugas pemadam kebakaran dipanggil di Kyoto setelah sembilan anak menunjukkan gejala serangan panas selama perjalanan sekolah. Tiga di antaranya dibawa ke rumah sakit, menurut penyiar publik NHK, yang memperingatkan bahwa suhu telah mencapai tingkat yang "mengancam jiwa."

Setidaknya empat kematian terkait cuaca dilaporkan dalam beberapa hari terakhir: seorang pria berusia 70-an yang ditemukan tewas di rumahnya setelah memotong rumput, dan seorang lagi berusia 80-an yang sedang bekerja di ladangnya. Pada Minggu, media melaporkan bahwa seorang wanita berusia 90-an dinyatakan meninggal setelah pingsan di rumahnya, sementara seorang wanita berusia 83 tahun meninggal setelah bekerja di luar. Di Tokyo, 198 orang dibawa ke rumah sakit dengan dugaan serangan panas pada hari Minggu, kata NHK. Suhu di beberapa bagian kota mencapai setidaknya 35°C pada pagi hari Senin.

Statistik dari Kementerian Kesehatan yang dilaporkan oleh Japan Times menunjukkan bahwa jumlah kematian terkait serangan panas meningkat dari rata-rata 201 orang per tahun antara 1995 dan 1999, menjadi rata-rata 1.295 dari 2018 hingga 2022. Antara 80% dan 90% dari mereka yang meninggal adalah orang yang berusia di atas 65 tahun, menurut data yang dikutip oleh surat kabar tersebut. Suhu tertinggi yang tercatat di Jepang adalah 41,1 C di kota Hamamatsu pada 17 Agustus 2020, dan di Kumagaya, barat laut Tokyo, pada 23 Juli 2018.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.