Menuju Pendaratan Manusia di Bulan
China kini tengah membidik target ambisius: mengirimkan astronaut ke bulan sebelum tahun 2030. Program luar angkasa negeri Tirai Bambu ini berada di bawah pengawasan langsung Tentara Pembebasan Rakyat, cabang militer dari Partai Komunis China. Langkah ini menegaskan bahwa eksplorasi ruang angkasa tidak hanya menjadi prestasi ilmiah, melainkan juga bagian dari strategi geopolitik jangka panjang.
Keberhasilan misi Shenzhou 20 akan menjadi batu loncatan penting dalam mewujudkan rencana tersebut. Dengan memperkuat kapabilitas di orbit rendah Bumi, China menyiapkan fondasi teknis dan pengalaman manusia untuk misi-misi eksplorasi lebih jauh.
Kru Shenzhou 20: Misi Penuh Pengalaman dan Tantangan Baru
Misi Shenzhou 20 dipimpin oleh Chen Dong, seorang astronaut berpengalaman yang kini menjalani penerbangan luar angkasa ketiganya. Bersamanya, ada dua astronaut lain yang akan melakukan misi luar angkasa pertamanya: Chen Zhongrui, seorang pilot tempur, dan Wang Jie, seorang insinyur berbakat.
Menariknya, berbeda dengan beberapa misi sebelumnya yang melibatkan astronaut perempuan, kru Shenzhou 20 kali ini sepenuhnya beranggotakan laki-laki. Mereka ditugaskan untuk menggantikan tiga astronaut yang telah bertugas di Tiangong sejak Oktober tahun lalu. Kru sebelumnya sudah menghabiskan 175 hari di luar angkasa, dan dijadwalkan kembali ke Bumi pada 29 April 2025, setelah sempat melakukan pertemuan singkat dengan pengganti mereka.
Tugas dan Eksperimen di Tiangong
Selama menetap di Tiangong selama sekitar enam bulan, kru Shenzhou 20 akan melakukan berbagai eksperimen penting, terutama di bidang ilmu kedokteran dan teknologi canggih. Penelitian ini bertujuan untuk mendukung pemahaman tentang dampak jangka panjang kondisi luar angkasa terhadap tubuh manusia serta menguji teknologi baru yang nantinya bisa diterapkan dalam misi eksplorasi jarak jauh.