Meskipun masih ada perbedaan pendapat di antara para pejabat, banyak pihak melihat rencana aksi tersebut sebagai langkah positif menuju perdamaian. Namun, ketegasan Gantz dalam mengancam mundur menunjukkan betapa seriusnya isu ini bagi pemerintah Israel. “Kita sekarang berada di simpang jalan yang fatal, ketika pemimpin negara harus melihat gambaran yang lebih besar, mengetahui risiko dan peluang, dan merumuskan strategi nasional yang diperbarui,” katanya dalam sebuah jumpa pers.
Israel juga berencana mengambil kendali keamanan di Gaza dan membentuk pemerintahan sipil di wilayah itu dengan melibatkan Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan Arab, serta warga Palestina. Ancaman mundur Gantz itu telah memicu kecaman dari menteri-menteri Israel lain yang meminta agar dia dipecat sebagai menteri.
Sementara itu, rencana aksi di Gaza sendiri masih terus dibahas di tingkat pemerintah Israel. Meskipun prosesnya tidak mudah, para pejabat terus berusaha untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Tantangan besar tetap muncul, namun harapan masih ada bagi terwujudnya perdamaian di wilayah tersebut.