Tampang.com | Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman (MBS), secara resmi menanggapi kemungkinan normalisasi hubungan dengan Israel, yang saat ini terus menyerang Gaza, Palestina. Dalam sebuah laporan AFP, MBS menegaskan bahwa Riyadh tidak akan menjalin hubungan dengan Israel sampai negara Palestina terbentuk. Pernyataan ini disampaikan dalam sesi pembukaan Dewan Syura penasihatnya.
MBS menyampaikan, "Kami memperbarui penolakan dan kecaman keras kerajaan atas kejahatan otoritas pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina." Dia juga menegaskan bahwa kerajaan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa adanya negara Palestina. MBS juga menegaskan komitmennya terhadap upaya untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka, dengan Yerusalem timur sebagai ibu kotanya.
Pada tahun 2020, normalisasi hubungan diplomatik antara negara-negara Arab Muslim dengan Israel mengakhiri konsensus Arab yang telah lama ada bahwa tidak boleh ada normalisasi tanpa negara Palestina. Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) adalah beberapa negara Arab yang telah menjalin hubungan dengan Tel Aviv.
Namun, perhatian tertuju pada posisi Saudi sebagai patron Timur Tengah. Amerika Serikat (AS), sekutu Israel dan penggerak normalisasi ini, terus mengindikasikan bahwa Riyadh akan menjalin hubungan dengan Negeri Zionis.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan bahwa prospek pembentukan hubungan antara Arab Saudi dan Israel sebagai potensi keuntungan bagi Israel dari kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera untuk Gaza. AS telah menyiapkan paket keamanan untuk ditawarkan kepada Arab Saudi sebagai insentif bagi normalisasi dengan Israel.