Kebijakan refund tanpa return ternyata memicu masalah yang lebih besar, yakni menciptakan ketidakadilan dalam persaingan pasar. Beberapa pedagang merasa bahwa kebijakan tersebut memberikan keuntungan yang tidak proporsional kepada konsumen, sementara mereka harus menanggung kerugian finansial yang cukup besar.
Akibatnya, terjadi aksi protes dari para pedagang yang merasa dirugikan, salah satunya di kantor platform Temu milik PDD pada Juli 2024. Aksi protes tersebut kemudian mendorong regulator pasar dan kementerian perdagangan untuk turun tangan, meminta PDD untuk merevisi kebijakannya.
Pertimbangan Ekonomi di Tengah Perlambatan Ekonomi
Langkah pemerintah ini juga dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi China yang sedang melambat. Banyak sektor bisnis yang tertekan akibat perlambatan ekonomi, dan kebijakan refund tanpa return dianggap memperburuk situasi tersebut bagi pedagang. Salah satu sumber yang terlibat dalam proses pertemuan tersebut menjelaskan bahwa tujuan utama dari kebijakan baru ini adalah untuk melindungi pedagang dari kerugian finansial yang disebabkan oleh kebijakan refund yang tidak adil.
Dalam pernyataannya, sumber tersebut mengungkapkan bahwa kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi kerugian yang diderita oleh pedagang, khususnya yang kecil dan menengah. Dengan membatasi siapa yang dapat menginisiasi refund, yaitu hanya pedagang, maka mereka dapat lebih mengontrol kerugian yang terjadi dan tetap menjaga stabilitas usaha mereka.
Kontroversi Kebijakan Refund Tanpa Return
Meskipun kebijakan ini dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan bagi konsumen, kenyataannya kebijakan tersebut memicu kontroversi. Sebagian besar konsumen mungkin merasa diuntungkan dengan adanya kebijakan refund tanpa return, karena mereka tidak perlu repot mengembalikan barang. Namun, banyak pedagang, terutama yang menjual produk dengan margin keuntungan rendah, merasa sangat dirugikan.
Sebagai contoh, beberapa pedagang pakaian dan peralatan rumah tangga melaporkan bahwa mereka kehilangan tidak hanya produk yang telah terjual, tetapi juga dana yang tidak dapat mereka peroleh kembali. Para pedagang ini menyatakan bahwa kebijakan tersebut membuat mereka harus menanggung kerugian yang seharusnya tidak mereka alami. Dalam beberapa kasus, produk yang dikembalikan tidak selalu dalam kondisi yang sama seperti saat dijual, atau bahkan digunakan, sehingga menambah kerugian bagi pedagang.