Kehadiran dua figur kepemimpinan sekaligus menimbulkan pertanyaan serius soal efektivitas dan kesatuan dalam gereja. Bagaimana jika ada perbedaan pandangan antara kedua Paus? Ketidakpastian ini bisa menyebar hingga ke jajaran kardinal, uskup, romo, bahkan sampai ke akar rumput umat Katolik. Namun, kebijaksanaan Benediktus XVI untuk memilih mundur dan menjalani kehidupan doa di Biara Mater Ecclesiae di Vatikan menjadi contoh bagaimana menyelesaikan dualisme ini dengan damai dan terhormat.
Fenomena dua pemimpin sekaligus bukan hanya terjadi di lingkungan gereja, tetapi juga dapat terlihat dalam dunia pemerintahan dan organisasi lain. Contohnya, di Filipina, persaingan antara Presiden Ferdinand Marcos Jr. dan mantan Presiden Rodrigo Duterte, yang masih memegang pengaruh kuat, menimbulkan dualisme kepemimpinan yang membingungkan dan melemahkan efektivitas pemerintahan.
Dalam dunia manajemen organisasi, dualisme kepemimpinan dapat mengganggu kinerja dan produktivitas. Contoh nyata adalah sebuah perguruan tinggi swasta ternama di Indonesia yang sejak 2002 terpecah menjadi dua kubu karena konflik antara rektorat dan yayasan. Persaingan ini membuat organisasi sulit bergerak maju dan mengembalikan reputasi sebagai institusi pendidikan bergengsi.