Tampang

“Kiamat Lautan”: 10 Kota Dunia Menuju Tenggelam, Jakarta dalam Ancaman Nyata?

5 Apr 2025 19:14 wib. 34
0 0
“Kiamat Lautan”: 10 Kota Dunia Menuju Tenggelam, Jakarta dalam Ancaman Nyata?
Sumber foto: iStock

NASA kembali mengeluarkan peringatan serius mengenai ancaman kenaikan permukaan laut akibat perubahan iklim global. Fenomena mencairnya es di kutub, yang kian masif, membuat ketinggian air laut diprediksi meningkat antara 3 hingga 6 kaki pada tahun 2100. Proyeksi ini mengindikasikan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia berisiko kehilangan tempat tinggal, terutama mereka yang tinggal di wilayah pesisir padat penduduk.

Salah satu wilayah yang sangat rentan terhadap ancaman ini adalah Jakarta, Indonesia. Berdasarkan laporan dari Sciencing, Jakarta termasuk dalam daftar kota yang diperkirakan akan tenggelam jika tidak ada upaya mitigasi yang signifikan. Kota ini bahkan disebut sebagai salah satu kota yang paling cepat tenggelam di dunia.

Fenomena banjir yang makin sering terjadi menjadi sinyal awal dari bencana yang lebih besar. Pada Maret 2025, kawasan Jabodetabek, termasuk Bekasi, dilanda banjir parah yang lebih buruk dibanding tahun 2016 dan 2020. Sciencing menyebutkan bahwa Jakarta kini tenggelam sekitar 17 cm per tahun. Ini diperparah dengan kondisi geografis kota yang dibangun di atas dataran rendah bekas rawa serta adanya 13 sungai yang mengalir menuju Laut Jawa.

Banjir besar tahun 2007 menjadi catatan kelam, ketika lebih dari 80 nyawa melayang dan kerugian mencapai ratusan juta dolar. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mendorong pemerintah Indonesia untuk memindahkan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN), yang diharapkan rampung pada tahun 2045 sebagai bentuk adaptasi terhadap risiko tenggelamnya Jakarta.

Namun, ancaman tidak hanya datang kepada Jakarta. Terdapat sembilan kota besar lainnya yang menghadapi risiko serupa:

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?