Di Asia, Jepang menonjol dengan pendekatannya yang menggabungkan teknologi tinggi dan praktik berkelanjutan. Jepang telah memperkenalkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan efisiensi energi, seperti penggunaan teknologi smart grid dan implementasi sistem daur ulang yang canggih. Teknologi tinggi ini tidak hanya membantu mengurangi konsumsi energi tetapi juga memastikan bahwa bahan-bahan yang digunakan dapat didaur ulang dengan mudah, mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan.
Di Amerika Selatan, Chile telah menunjukkan komitmen luar biasa terhadap energi terbarukan. Negara ini memiliki salah satu proyek tenaga surya terbesar di dunia, Atacama Desert Solar Park, yang memanfaatkan sinar matahari yang melimpah di gurun Atacama. Dengan proyek ini, Chile mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menyediakan energi yang bersih dan berkelanjutan untuk negara tersebut. Selain itu, Chile juga berkomitmen untuk melindungi keanekaragaman hayati dengan menetapkan kawasan konservasi yang luas di wilayahnya.
Australia, negara yang sering dianggap sebagai salah satu pelopor dalam perlindungan lingkungan, telah mengadopsi berbagai kebijakan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim. Australia mengimplementasikan sistem perdagangan emisi karbon dan berinvestasi dalam teknologi energi terbarukan seperti tenaga angin dan tenaga surya. Selain itu, Australia juga aktif dalam upaya pemulihan ekosistem yang terdegradasi, seperti terumbu karang Great Barrier Reef, yang merupakan salah satu keajaiban alam dunia.