Keputusan pengunduran diri Mayor Jenderal Aharon Haliva juga menunjukkan adanya ketidakpuasan dalam keberhasilan operasi militer selama konflik, serta menimbulkan pertanyaan tentang kesalahan dalam analisis intelijen. Hal ini juga menjadi pukulan bagi otoritas militer Israel dalam upaya memperoleh keunggulan dalam bidang intelijen.
Sebagai kepala intelijen militer Israel, Mayor Jenderal Aharon Haliva dipandang memiliki tanggung jawab besar dalam mengkoordinasikan dan menghasilkan informasi intelijen yang akurat untuk mendukung tindakan militer. Namun, kegagalan dalam mencegah serangan Hamas di Jalur Gaza merusak reputasinya dan memicu kemarahan di dalam negeri.
Pengunduran diri ini juga dapat mempengaruhi posisi politik dan keamanan negara Israel. Dengan kekosongan kepemimpinan di bidang intelijen militer, Israel harus segera menemukan pengganti yang mampu mengatasi tantangan keamanan yang semakin kompleks di wilayah tersebut.
Reaksi terhadap pengunduran diri Mayor Jenderal Aharon Haliva pun bermacam-macam. Ada yang mendukung keputusannya sebagai bentuk tanggung jawab atas kegagalan intelijen, namun ada pula yang menyalahkan otoritas militer atas kegagalan tersebut. Di sisi lain, Hamas merayakan keberhasilan mereka dalam menghadapi Israel dan menginterpretasikan pengunduran diri Mayor Jenderal Aharon Haliva sebagai bukti kemenangan mereka di medan pertempuran.