Tampang.com | Jerman kembali menjadi sorotan dunia setelah muncul krisis energi baru yang mengejutkan banyak pihak. Negara dengan ambisi besar dalam transisi energi ini kini menghadapi kenyataan pahit: ketergantungannya pada sumber energi terbarukan justru memicu ancaman serius terhadap stabilitas energi nasional.
Setelah memutuskan untuk menutup seluruh pembangkit nuklir dan mengurangi penggunaan batu bara, Jerman bergantung pada pembangkit tenaga angin dan surya untuk memenuhi kebutuhan energi domestik. Namun, perubahan cuaca ekstrem dan pasokan yang fluktuatif membuat sistem energi Jerman rapuh, terutama di saat permintaan listrik sedang tinggi.
Kenapa Jerman Bisa Kekurangan Energi?
Transisi menuju energi hijau memang menjadi agenda besar Eropa, dan Jerman termasuk pelopornya. Sayangnya, pelaksanaan di lapangan tidak semudah yang dirancang. Salah satu masalah utama adalah ketidakstabilan pasokan dari pembangkit tenaga angin dan surya, yang sangat bergantung pada cuaca.
Dalam beberapa bulan terakhir, angin lemah di wilayah utara dan musim dingin berkabut membuat produksi listrik menurun drastis. Hal ini memaksa Jerman untuk membeli energi dari negara tetangga dengan harga lebih mahal, bahkan terkadang kembali mengaktifkan pembangkit tenaga batu bara darurat.