Istana Versailles, yang terletak di pinggiran Paris, merupakan simbol kemewahan dan keangkuhan monarki Prancis pada abad ke-17. Dikenal luas sebagai tempat kediaman resmi Raja Louis XIV, Versailles tidak hanya menjadi pusat pemerintahan tetapi juga cermin dari kekuatan dan status raja yang menguasai Prancis. Dengan arsitektur megah dan taman yang luas, istana ini mencerminkan ambisi Louis XIV untuk menjadikan Prancis sebagai kekuatan utama di Eropa.
Penggantian Louvre sebagai pusat pemerintahan, Versailles dirancang untuk menggambarkan keagungan monarki. Louis XIV, yang dikenal sebagai "Raja Matahari", berupaya memperkuat otoritasnya melalui pembangunan resor yang megah ini. Ia memindahkan pengadilan dan administrasi Prancis ke Versailles pada tahun 1682, menjadikan istana ini sebagai simbol absolutisme monarki. Dengan menjauhkan aristokrasi dari kekuasaan politik di luar dinding Versailles, Louis XIV berhasil mempertahankan kontrol dan mencegah penentangan terhadap pemerintahannya.
Namun, keangkuhan dan kemewahan Versailles juga memiliki dampak negatif bagi masyarakat Prancis. Sementara itu, rakyat biasa mengalami kesulitan ekonomi, kelaparan, dan kesengsaraan akibat pajak yang tinggi untuk mendukung gaya hidup mewah monarki. Kontras mencolok ini menciptakan ketidakpuasan di kalangan rakyat, yang semakin diperparah oleh krisis keuangan pada akhir abad ke-18. Rasa ketidakadilan ini menjadi salah satu katalisator untuk terjadinya Revolusi Prancis pada tahun 1789, yang mengubah tatanan sosial dan politik negara.