Tampang

Diguyur Hujan Deras Jalan Lintas Kutai Kartanegara Berlumpur Bikin Macet Parah

28 Nov 2017 08:17 wib. 3.069
0 0
Diguyur Hujan Deras Jalan Lintas Kutai Kartanegara Berlumpur Bikin Macet Parah

Tampang.com - Gerombolan nyamuk yang buas tak henti-hentinya melahap tubuh Misdiono. Lelaki 64 tahun itu, yang sangat takut malaria, bergegas mencari tempat perlindungan. Satu-satunya lokasi paling aman adalah kabin truk merahnya. Ruang sempit itu sudah seperti penginapan baginya. 

Tiga malam Misdiono meringkuk di depan kemudi. Lelaki yang sepuluh tahun menjadi sopir truk itu mengantre bersama puluhan kendaraan besar lain. Mereka terjebak di jalur berlumpur di Desa Sebelimbingan, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar). 

Senin (27/11), tepat tiga hari Misdiono tak mandi dan tak masuk kamar tandas untuk buang air. Pakaiannya sudah beraroma tak karuan. Dia menanggalkan bajunya, memilih bertelanjang dada dan menunggu di dalam ruang kemudi. 

Truk yang disopiri Misdiono mengangkut alat berat milik PT Indonesia Pratama. Untuk mencapai lokasi perusahaan tambang batu bara di Tabang, Kukar, dia berangkat dari Tenggarong pada Jumat (24/11). Namun, hujan yang terus-menerus membuat jalur sepanjang 100 meter di depannya menjadi penghalang besar. 

“Hanya mobil kecil yang diutamakan melintas. Truk harus menunggu,” terang Misdiono saat ditemui Kaltim Post di lokasi jalur berlumpur kemarin siang. Wajahnya sudah luar biasa kuyu. Bukan hanya harus keluar tenaga untuk tetap terjaga, dompetnya ikut terkuras. Bahan bakar minyak tambahan yang harus dibeli Rp 1,3 juta. Antrean membuat konsumsi bahan bakar lebih rakus. Belum lagi untuk makan setiap hari yang dibeli Misdiono dengan harga tinggi. 

Tiga malam berjalan lambat karena truk Misdiono bergerak seperti semut. Sampai akhirnya dia sudah di posisi terdepan siang kemarin. Begitu tiba giliran, Misdiono menyalakan mesin. Truk bergerak menuju jalur berlumpur yang sempat diratakan dua ekskavator berwarna biru dan kuning milik Dinas Pekerjaan Umum Kukar. Namun, hujan dan truk yang terus berdatangan meleburkan jalan itu lagi.  

Misdiono menunjukkan keahliannya sebagai sopir senior. Untuk 50 meter pertamanya dilalui dengan lancar meski sedikit terseok-seok ketika menjejak lumpur dalam. Di separuh jalan barulah tantangan sebenarnya datang. Misdiono harus turun dari truk dan menaruh beberapa batu di lubang yang rawan. Dia mengeker jalur yang hendak dilewati di jalan selebar 10 meter itu. Sedikit percuma karena di semua titik sama saja. Seluruh tanah basah dan lembek. 

Misdiono sekali lagi memegang kemudi. Kakinya menginjak gas yang menimbulkan raungan mesin. Sebuah lubang dalam yang tertutup lumpur membuat dia kelimpungan. Truk bermuatan berat itu terperangkap. Sebuah truk yang lain akhirnya datang dari depan untuk menariknya. Puluhan anggota TNI dan pegawai kecamatan ikut membantu agar dia keluar dari perangkap lumpur. 

Misdiono bebas setelah setengah jam berjuang di jalur lumpur. Jika penantiannya sampai tiga malam, dengan waktu perlintasan hanya pagi sampai petang, setidaknya sudah 72 truk di depannya. Bukan istimewa karena puluhan truk berjejer di belakang Misdiono kemarin.  

Jalur berlumpur di Desa Sebelimbingan merupakan secuil dari akses panjang yang dibuka Pemkab Kukar pada 2015. Poros sejauh 172 kilometer itu menghubungkan Kota Bangun, yang dijangkau dari Tenggarong, dengan tiga kecamatan di hulu kabupaten. Sebelum jalur yang menguras anggaran daerah Rp 1,2 triliun itu bisa dilewati, Kenohan, Tabang, dan Kembang Janggut adalah kecamatan terisolasi. Para penduduk hanya mengandalkan jalur Sungai Mahakam.    

Bupati Kukar nonaktif Rita Widyasari membangun poros tersebut pada 2010, permulaan periode pertamanya. Megaproyek dibagi dalam 11 segmen sepanjang 172 kilometer dari Kota Bangun-Tabang. Semua dikerjakan lewat skema kontrak tahun jamak. 

<123>

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.