Tampang

Israel Bantah Terlibat dalam Tragedi Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

21 Mei 2024 11:09 wib. 536
0 0
Israel Bantah Terlibat dalam Tragedi Kecelakaan Helikopter Presiden Iran
Sumber foto: google

Pada Minggu 19 Mei 2024, tragedi kecelakaan helikopter mengguncang Iran setelah helikopter presiden Iran, Ebrahim Raisi, jatuh di Provinsi Azerbaijan Timur. Ebrahim Raisi dan beberapa pejabat pemerintah Iran lainnya dalam penerbangan tersebut meninggal dunia.

Sebagai respon terhadap dugaan tersebut, Israel langsung mengeluarkan bantahan keras terkait keterlibatan mereka dalam insiden tersebut. Pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Israel menegaskan bahwa spekulasi mengenai keterlibatan Israel adalah tidak benar dan tidak bertanggung jawab. Mereka juga menegaskan bahwa klaim tersebut hanya merupakan upaya untuk menyesatkan fakta sebenarnya.

Israel meyakini bahwa Presiden Iran Ebrahim Raisi kemungkinan besar telah tewas dalam kecelakaan helikopter. Namun, Israel membantah bahwa mereka terlibat. Cuaca buruk diyakini sebagai penyebab helikopter yang membawa Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian jatuh. Hal ini selaras dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa insiden tersebut adalah hasil dari "kesalahan teknis". Meskipun demikian, masih terdapat spekulasi dan teori konspirasi yang mencoba mengaitkan kejadian tersebut dengan aksi sabotase dari pihak luar, termasuk Israel.

Seiring munculnya spekulasi dan teori konspirasi tersebut, Israel tetap konsisten membantah keterlibatan mereka dalam kecelakaan helikopter presiden Iran. Mereka menekankan bahwa klaim-klaim tanpa bukti yang mencurigakan tersebut seharusnya tidak dipercaya tanpa bukti yang kuat. Selain itu, sikap Israel yang transparan dalam pembelaan dirinya menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki motif untuk terlibat dalam insiden tersebut.

<12>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Anda Setuju dengan TAPERA? Semua Pekerja di Indonesia, Gajinya dipotong 3%