Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa memberikan pengungkapan terkait penyelewengan penggunaan anggaran untuk pengentasan stunting dan revolusi mental. Anggaran yang seharusnya digunakan untuk penanganan stunting dan program revolusi mental justru disalahgunakan untuk tujuan yang tidak sesuai dengan sasaran.
Pada saat menjelaskan hal ini dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Suharso menyebutkan bahwa ia sempat menelusuri penggunaan anggaran stunting melalui aplikasi KRISNA. Namun, hasil penelusurannya menunjukkan bahwa anggaran tersebut diduga diselewengkan untuk perbaikan pagar puskesmas. Hal ini sangat kontras dengan tujuan sebenarnya dari penggunaan anggaran tersebut yang seharusnya untuk menangani permasalahan stunting.
Lebih lanjut, Suharso juga menyoroti penyalahgunaan anggaran untuk program revolusi mental, yang ternyata malah digunakan untuk membeli motor trail. Ia mengungkapkan keheranannya atas fakta bahwa anggaran yang seharusnya digunakan untuk transformasi mental malah dialihkan untuk pembelian kendaraan bermotor yang diduga hanya untuk kepentingan pribadi.
Sebagai contoh yang disampaikan Suharso, ketika ia masuk ke Bappenas, anggaran untuk mengatasi stunting yang tercatat di KRISNA malah digunakan untuk memperbaiki pagar puskesmas. Hal ini menunjukkan bahwa ada ketidaksesuaian antara penggunaan anggaran dengan tujuan program yang sebenarnya. Penyalahgunaan anggaran ini sangat merugikan karena tidak hanya menyimpang dari tujuan pengentasan stunting, tetapi juga menimbulkan kerugian finansial bagi negara.
Ketika dilakukan penelusuran lebih lanjut terhadap anggaran program revolusi mental, Suharso menemukan bahwa anggaran tersebut digunakan untuk membeli motor trail. Hal ini tentu saja mencerminkan ketidakberesan dalam pengelolaan anggaran yang seharusnya diperuntukkan bagi program transformasi mental dan pembangunan sumber daya manusia. Penggunaan anggaran untuk membeli barang pribadi bukanlah tindakan yang sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik.