"Sungguh mengherankan bahwa peristiwa kepunahan seperti ini, di antara hewan terbesar di lautan, bisa tidak terdeteksi sampai sekarang," rekan penulis studi Dr. John Griffin, mengatakan kepada jaringan ITV. "Ini menjungkirbalikkan asumsi bahwa keanekaragaman hayati lautan tahan terhadap perubahan lingkungan dalam sejarah Bumi akhir-akhir ini."
Memang, beberapa ilmuwan sekarang percaya bahwa peristiwa kepunahan massal ini menghancurkan megalodon, setengah dari semua spesies penyu, dan juga paus.
Pergeseran permukaan air laut dan perbedaan mangsa laut cenderung menyebabkan jenis pemangsa baru muncul di darat saat habitat pesisir berubah.
Pembukaan rantai makanan kehidupan laut juga membuka jalan bagi makhluk lain untuk berkembang, termasuk beruang kutub dan penguin bermata kuning, yang sekarang dianggap sebagai hasil langsung dari kepunahan massal yang baru ditemukan.
Jika peristiwa kepunahan ini terjadi di masa lalu yang sangat jauh, penemuan bersejarah ini datang dengan sebuah peringatan untuk masa depan kita.