Meskipun begitu, fenomena ini berhasil mencuri perhatian masyarakat dunia dan memberikan daya tarik tersendiri terhadap stasiun kereta api Anhui Wuhu. Banyak dari wisatawan lokal maupun mancanegara yang tertarik untuk mengunjungi stasiun ini guna melihat langsung kemiripan desainnya dengan pembalut perempuan. Fenomena ini pun semakin menunjukkan betapa kuatnya pengaruh media sosial dalam membentuk persepsi dan minat wisatawan terhadap suatu tempat.
Dampaknya juga turut dirasakan oleh pihak terkait, seperti pemerintah daerah dan operator stasiun. Mereka dihadapkan pada tantangan untuk memanfaatkan fenomena ini sebagai potensi pariwisata, namun juga perlu menjaga citra dan estetika dari bangunan publik yang mereka kelola. Sebuah dilema antara memanfaatkan popularitas dan meme yang muncul dengan nilai-nilai tata kota dan seni arsitektur yang harus dijunjung tinggi.
Kontroversi ini pun menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam merancang dan membangun infrastruktur publik. Desain yang dianggap sepele atau kurang dipertimbangkan dengan matang dapat dengan mudah menjadi bahan tertawaan dan sorotan masyarakat. Di sisi lain, pengelolaan citra dan pemasaran pun menjadi kunci penting dalam memanfaatkan keunikan dan kontroversi tersebut menjadi daya tarik wisata yang berkelanjutan.