Cuaca panas yang menyengat telah menyebabkan pemerintah Bangladesh menjadwalkan libur bagi 33 juta siswa dan mahasiswa. Suhu udara di sebagian negara itu bahkan mencapai 42 derajat Celsius.
Kebijakan ini akan membuat sekolah dan perguruan tinggi berhenti beroperasi setidaknya sampai 27 April. Tindakan ini sudah dilakukan untuk kedua kalinya berturut-turut karena cuaca ekstrem.
Kebijakan untuk meliburkan siswa di Bangladesh juga menyusul penutupan sekolah di Filipina dan India, akibat gelombang panas yang terus-menerus melanda Asia.
Menurut Shumon Sengupta, direktur Save the Children di Bangladesh, "Anak-anak di Bangladesh adalah di antara yang terdekat dengan garis kemiskinan dunia, dan penutupan sekolah karena panas seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua."