ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) telah menjadi salah satu contoh paling mencolok tentang bagaimana kelompok teroris modern memanfaatkan media sosial untuk tujuan rekrutmen dan propaganda. Platform-platform seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan YouTube telah digunakan secara intensif oleh ISIS untuk menyebarluaskan ideologi mereka, merekrut anggota baru, dan mempengaruhi audiens global. Artikel ini akan membahas bagaimana ISIS menggunakan media sosial untuk keperluan tersebut serta dampaknya terhadap masyarakat.
1. Strategi Rekrutmen Melalui Media Sosial
Salah satu cara utama ISIS menggunakan media sosial adalah untuk merekrut anggota baru. Mereka memanfaatkan berbagai platform untuk menarik individu yang mungkin merasa terasing atau tidak puas dengan kehidupan mereka. Dengan menggunakan konten yang tampaknya glamor dan penuh petualangan, ISIS berusaha memikat calon rekrutan dengan janji kehidupan yang lebih berarti dan heroik di wilayah yang mereka kendalikan.
a. Konten yang Menarik
ISIS memproduksi berbagai jenis konten, termasuk video propaganda yang memperlihatkan kehidupan di wilayah yang dikuasai mereka, serta gambar dan tulisan yang menunjukkan kekuatan dan keberhasilan mereka. Konten ini sering kali dipoles secara profesional untuk memberikan kesan positif dan menarik bagi calon rekrutan. Mereka juga menggunakan narasi yang kuat untuk menekankan konflik dan penderitaan yang dialami oleh komunitas Muslim di berbagai belahan dunia, serta mengklaim bahwa mereka adalah satu-satunya pihak yang mampu memperjuangkan hak-hak tersebut.