Dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari 2.300 siswa di Middleton terdaftar dalam setidaknya satu kelas pertukangan. Kelas-kelas yang ditawarkan mencakup berbagai disiplin ilmu, seperti konstruksi, manufaktur, dan pertukangan kayu. Menariknya, ini adalah langkah berani ketika mengingat bahwa pada tahun 1990-an dan 2000-an banyak sekolah di AS justru menghapus kelas-kelas tersebut dari kurikulum mereka.
Millerjohn mengungkapkan, "Kami ingin siswa memasuki dunia kuliah dengan pemahaman bahwa kelas-kelas ini tidak hanya relevan tetapi juga dapat membantu nilai akademis mereka bersama dengan kelas-kelas tingkat lanjut yang lain. Kami berharap mereka dapat menyadari bahwa pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang sudah usang."
Jake Mihm, konsultan pendidikan dari pemerintah negara bagian Wisconsin, menambahkan bahwa ketakutan akan potensi penggantian pekerja manusia oleh AI di sektor perkantoran turut memicu minat yang semakin besar terhadap keahlian pertukangan. "Ada pergeseran paradigma. [Pekerjaan tangan] kini dianggap sebagai pekerjaan yang memerlukan keahlian tinggi sekaligus menawarkan imbalan gaji yang baik. Hal ini tentunya sangat menarik bagi banyak siswa, karena mereka dapat langsung melakukan berbagai tugas secara mandiri," tuturnya.
Perubahan serupa juga terjadi di negara bagian Texas. Distrik sekolah Spring Branch berhasil mengumpulkan dana sekitar US$ 381,6 juta untuk membangun fasilitas pendidikan teknik yang lebih modern dan komprehensif. Jennifer Blaine, pengawas sekolah di wilayah tersebut, melaporkan bahwa pendaftaran untuk program sekolah vokasi meningkat sebesar 9 persen dalam empat tahun terakhir. "Tidak semua orang ingin melanjutkan kuliah, dan beberapa siswa memilih untuk tidak langsung terjun ke dunia perkuliahan setelah lulus dari SMA," kata Blaine.