Namun, penjelasan Cheatle mendapat respons yang tidak begitu positif dari para ahli. Joe Kent, seorang mantan perwira pasukan khusus Angkatan Darat AS, berpendapat bahwa Dinas Rahasia seharusnya mengamankan titik akses ke gedung tersebut. "Direktur Secret Service berkata, jangan khawatir, kami tidak menempatkan seseorang di atap karena itu bisa menciptakan situasi berbahaya," ungkap Joe Kent dalam pertanyaannya. Sementara Dan Bangino, mantan agen Secret Service, juga mengkritik langkah Dinas Rahasia dengan menyuarakan kebingungannya terkait kejadian yang terjadi. "Seperti apa? Seseorang tertembak di kepala?" ujarnya mengekspresikan ketidaksetujuannya.
Dalam konteks ini, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Alejandro Mayorkas, menyatakan bahwa kegagalan Dinas Rahasia turut berperan dalam terjadinya penembakan pada hari Sabtu tersebut. Meskipun demikian, Mayorkas meyakini sepenuhnya atas keputusan yang diambil oleh Cheatle.
Dengan berbagai pertanyaan dan keraguan yang muncul, keamanan presiden menjadi sorotan utama. Publik pun menjadi semakin prihatin akan keefektifan langkah-langkah yang diambil oleh Secret Service dalam melindungi presiden. Dalam konteks ini, latar belakang bangunan tempat insiden terjadi juga menjadi sorotan penting yang perlu diperhatikan. Dengan memerhatikan faktor-faktor ini, pihak berwenang diharapkan mampu memperkuat strategi keamanan yang lebih baik untuk melindungi nasionalis terpenting negara ini. Dari keseluruhan kejadian tersebut, debat mengenai keamanan dan ketangguhan Dinas Rahasia serta seluruh infrastruktur yang mendukungnya menjadi semakin penting untuk diperbincangkan.