Menurut pengadilan, Zhao dan kaki tangannya membeli properti dengan harga jauh di bawah nilai pasar dan menggunakan perusahaan kaki tangan untuk menjual jasa dengan harga berlebihan, yang menyebabkan kerugian besar bagi kepentingan nasional. "Perbuatan Zhao menyebabkan kerugian serius dan mengancam kepentingan negara sehingga harus dijatuhi hukuman mati," tegas hakim.
Meski hukuman berat dijatuhkan, eksekusi hukuman tersebut ditunda karena Zhao dinilai telah bekerja sama dengan penegak hukum dan mengembalikan aset hasil korupsinya. Di bawah kepemimpinannya, Tsinghua Unigroup sempat menjadi salah satu produsen chip terkemuka di China, namun perusahaan tersebut mengalami krisis keuangan dan gagal membayar obligasi sejak 2020, yang kemudian memicu restrukturisasi besar.