Armenia dan Azerbaijan, dua bekas republik Soviet, telah lama berkonflik, terutama mengenai wilayah Nagorno-Karabakh. Pada September 2023, Azerbaijan memaksa lebih dari 100.000 etnis Armenia keluar dari Karabakh dengan bantuan senjata dan drone Israel.
Israel memasok sekitar 70% persenjataan Azerbaijan dan menerima sekitar 40% minyak mentahnya dari negara tersebut. Hubungan militer ini memperparah sentimen negatif di Armenia terhadap Israel.
Seiring dengan meningkatnya jumlah komunitas Yahudi di Armenia akibat kedatangan Yahudi Rusia dan Ukraina, beberapa insiden antisemitisme muncul. Meskipun demikian, para pemimpin komunitas Yahudi di Armenia percaya bahwa insiden ini dimaksudkan untuk mendiskreditkan negara tersebut dan bukan merupakan pandangan umum masyarakat Armenia.
Eric Hacopian, konsultan politik, menegaskan bahwa konflik Israel-Palestina bukan isu besar di Armenia, yang lebih fokus pada trauma mereka sendiri. Namun, pengakuan Palestina oleh Armenia menambah dinamika kompleks dalam hubungan Armenia-Israel.