"Studi tersebut juga membuktikann bahwa ketika para peserta diminta untuk menanggapi email mengenai masalah formal, jawaban mereka lebih rinci dan mencakup lebih banyak informasi terkait konten saat e-mail tersebut dan tidak termasuk smiley. Kami menemukan bahwa persepsi kompetensi rendah jika senyum dimasukkan pada gilirannya mengurangi informasi sharing," kata Glikson.
Dalam percobaan lain, penggunaan smiley dibandingkan dengan foto tersenyum atau netral. Temuan menunjukkan bahwa dalam kasus sebuah foto, pengirim yang tersenyum dianggap lebih kompeten dan ramah daripada orang yang netral.
Namun, ketika sebuah e-mail mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan formal termasuk smiley, pengirim dianggap kurang kompeten. Smiley tersebut tidak mempengaruhi evaluasi keramahan pengirim, ujar peneliti.
Tim juga menemukan bahwa ketika jenis kelamin penulis e-mail tidak diketahui, penerima cenderung menganggap wanitalah pengirim email jika menyertakan smiley.