Periset telah melakukan serangkaian percobaan dengan total 549 peserta dari 29 negara yang berbeda. Dalam satu percobaan, para peserta diminta untuk membaca e-mail yang berhubungan dengan pekerjaan dari orang yang tidak dikenal dan kemudian mengevaluasi kompetensi dan kehangatan orang tersebut. Semua peserta menerima pesan serupa. Beberapa termasuk smiley sementara yang lainnya tidak.
"Studi tersebut juga membuktikann bahwa ketika para peserta diminta untuk menanggapi email mengenai masalah formal, jawaban mereka lebih rinci dan mencakup lebih banyak informasi terkait konten saat e-mail tersebut dan tidak termasuk smiley. Kami menemukan bahwa persepsi kompetensi rendah jika senyum dimasukkan pada gilirannya mengurangi informasi sharing," kata Glikson.
Dalam percobaan lain, penggunaan smiley dibandingkan dengan foto tersenyum atau netral. Temuan menunjukkan bahwa dalam kasus sebuah foto, pengirim yang tersenyum dianggap lebih kompeten dan ramah daripada orang yang netral.