Melalui pengujian laboratorium, kita dapat memastikan apakah kerupuk mengandung bahan tambahan berbahaya seperti boraks untuk melindungi konsumen dari makanan yang tidak aman. Kita juga bisa mendukung pemerintah dalam meningkatkan regulasi dan pengawasan terhadap penggunaan bahan tambahan dalam produksi makanan.
3. Menyebabkan rasa tidak nyaman di tenggorokan
Kerupuk yang aman dikonsumsi tidak akan menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman di tenggorokan. Sebaliknya, kerupuk yang mengandung bahan berbahaya seperti lilin atau plastik bisa menimbulkan efek iritasi setelah dikonsumsi. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan reaksi yang timbul setelah mengonsumsi kerupuk, terutama terkait dengan sensasi di tenggorokan.
Pengujian keamanan konsumen perlu dilakukan untuk membuktikan adanya bahan berbahaya seperti lilin atau plastik dalam kerupuk yang bisa membahayakan kesehatan. Bagaimana cara perusahaan memastikan keamanan bahan-bahan yang digunakan dalam produksi kerupuk perlu dijelaskan secara transparan kepada konsumen.
4. Mudah dihancurkan
Kerupuk yang tidak mengandung bahan berbahaya biasanya mudah dihancurkan dengan tangan. Jika kerupuk sulit dihancurkan atau sangat keras, bisa jadi ada bahan tambahan yang digunakan untuk meningkatkan tekstur atau daya tahan, yang tentu saja tidak baik bagi kesehatan. Kekerasan kerupuk yang tidak wajar dapat menjadi indikasi adanya bahan tambahan yang berbahaya. Oleh sebab itu, penting bagi produsen untuk memberikan informasi yang jelas mengenai bahan-bahan yang digunakan dalam produksi.
Pemeriksaan bahan tambahan dalam kerupuk perlu dilakukan secara berkala oleh lembaga pengawas makanan untuk memastikan kualitas dan keamanan kerupuk yang beredar di pasaran. Selain itu, pendidikan kepada produsen dan masyarakat mengenai bahaya bahan tambahan dalam makanan juga penting dilakukan sebagai upaya pencegahan.