Tampang

Pewarna Berbahaya dalam Makanan: Waspada Demi Kesehatan

8 Jul 2025 09:32 wib. 47
0 0
Pewarna
Sumber foto: Canva

Pewarna makanan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari industri pangan modern. Fungsinya jelas: mempercantik tampilan makanan, membuatnya lebih menarik dan mengundang selera. Namun, di balik daya tarik visual itu, tersimpan potensi bahaya dari penggunaan pewarna tertentu, terutama yang tidak diizinkan atau digunakan secara berlebihan. Memahami pewarna apa saja yang perlu diwaspadai adalah langkah penting untuk melindungi kesehatan.

Mengapa Pewarna Berbahaya Digunakan?

Alasan utama penggunaan pewarna berbahaya, terutama pewarna tekstil atau sintetis ilegal, adalah biaya. Pewarna-pewarna ini jauh lebih murah dan pigmennya lebih kuat serta stabil dibandingkan pewarna makanan yang diizinkan. Ini tentu menggiurkan bagi produsen nakal yang ingin menekan biaya produksi dan memaksimalkan keuntungan tanpa memedulikan dampak kesehatan konsumen. Selain itu, kurangnya pengawasan yang ketat di beberapa sektor juga berkontribusi pada praktik ilegal ini.

Pewarna Tekstil dan Industri yang Sering Disalahgunakan

Ini adalah kategori pewarna yang paling berbahaya karena memang tidak dirancang untuk dikonsumsi. Pewarna ini umumnya digunakan untuk mewarnai kain, kulit, kertas, atau plastik. Ketika masuk ke dalam tubuh, zat-zat kimia di dalamnya dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius.

Beberapa pewarna tekstil yang paling sering disalahgunakan dalam makanan di Indonesia dan perlu diwaspadai adalah:

  1. Rhodamin B: Pewarna merah cerah ini sering ditemukan pada kerupuk, terasi, saus, manisan, sirup, hingga jajanan pasar seperti kue dan cendol. Paparan Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan, gangguan fungsi hati dan ginjal, bahkan berpotensi karsinogenik (pemicu kanker) dalam jangka panjang. Ciri makanan yang mengandung Rhodamin B seringkali memiliki warna merah yang terlalu mencolok, terlihat tidak alami, dan cenderung meninggalkan rasa pahit atau rasa aneh.
  2. Methanyl Yellow: Pewarna kuning mencolok ini acap kali ditemukan pada mi basah, kerupuk, tahu, hingga jajanan tradisional. Methanyl Yellow dapat memicu iritasi lambung, mual, muntah, diare, demam, gangguan penglihatan, dan dalam jangka panjang berpotensi merusak ginjal dan memicu tumor kandung kemih. Makanan dengan Methanyl Yellow biasanya memiliki warna kuning yang sangat terang, tidak alami, dan cenderung mengilat.
  3. Auramine O: Pewarna kuning lain yang berbahaya ini terkadang digunakan pada tahu, mi basah, atau kerupuk. Efeknya serupa dengan Methanyl Yellow, dapat menyebabkan iritasi saluran cerna dan berpotensi menjadi karsinogenik.
<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Negara Chad
0 Suka, 0 Komentar, 20 Jul 2024

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?