Kemudian bencana melanda. Menjelang akhir abad 19, pencemaran saluran air di Inggris mulai membunuh tiram berbondong-bondong karena saat itu tidak ada yang mengerti ekologi.
Solusi masalah tiram itu adalah mengambil tiram dari negara lain dan hanya membuangnya ke dalam air. Tiram dari negeri tetangga pun tidak banyak yang bertahan. Pencemaran air itu pun membunuh lebih banyak tiram lokal dan tiram semakin langka ditemukan.
Nilai kelangkaan ekonomi tiram pun berdampak pada kenaikan harga tiram. Orang kaya mulai memakannya, karena memakan tiram menunjukan berapa banyak uang yang bisa seseorang keluarkan untuk mengkonsumsi sesuatu yang langka. Saat ini harga tiram pun naik dan bisa mencapai Rp 80 – 160 ribu per tiram.
5. Lobster
Dulu lobster dianggap sebagai kecoaknya samudra. Lobster dianggap sangat kotor. Pada pemberontakan di Maine, para pelayan dipaksa memakannya. Saat itu memaksa memakannya selama sepekan tiga kali menjadi salah satu bentuk penganiayaan bagi orang.
Namun hal itu sudah berubah. Berbeda dengan dulu, dimana orang akan memakan lobster yang mati di pantai, saat ini orang akan mengkonsumsi lobster yang dididihkan hidup hidup atau paling tidak lobster yang masih segar.
Ketidaktahuan orang yang tinggal jauh dari laut pun dimanfaatkan oleh pedagang yang licik. Pedagang itu menipu warga yang tidak pernah melihat lobster sebelumnya dengan mengatakan lobster adalah makhluk yang eksotis dan bernilai tinggi. Saat ini lobster dapat dibeli seharga Rp 400 ribu perkilo. Walaupun tetap sebagai makanan yang mahal, harga lobster bervariasi sesuai musim dan pasokannya.