Kasus kriminal juga menarik bagi peneliti sosial karena interaksi kompleks antara sistem hukum dan masyarakat. Peneliti dapat mengeksplorasi bagaimana hukum diterapkan dan bagaimana masyarakat merespons penegakan hukum. Misalnya, perbedaan dalam penanganan kasus kriminal berdasarkan latar belakang sosial, ekonomi, atau etnis dapat memberikan gambaran tentang adanya bias dalam sistem peradilan. Hal ini penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi ketidakadilan sistemik yang mungkin ada dalam sistem hukum.
Tidak hanya itu, kasus kriminal juga dapat digunakan untuk menguji teori-teori sosial. Berbagai teori tentang perilaku manusia, interaksi sosial, dan struktur kekuasaan dapat diuji melalui studi kasus kriminal. Misalnya, teori anomi yang dikemukakan oleh Émile Durkheim dapat diuji dengan melihat hubungan antara ketidakaturan sosial dan tingkat kejahatan dalam masyarakat. Demikian pula, teori strain Robert K. Merton dapat diuji dengan menganalisis bagaimana tekanan sosial untuk mencapai tujuan yang diinginkan dapat mendorong individu untuk melakukan kejahatan.
Studi tentang kasus kriminal juga memberikan wawasan penting tentang korban kejahatan. Penelitian tentang pengalaman korban kejahatan dapat mengungkap dampak psikologis, sosial, dan ekonomi yang dialami oleh korban. Ini penting untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam mendukung pemulihan korban dan mencegah viktimisasi berulang. Selain itu, pemahaman tentang karakteristik korban kejahatan juga dapat membantu dalam mengidentifikasi kelompok yang rentan dan merancang kebijakan perlindungan yang lebih baik.