Tampang

Lazarus Group: Dalang di Balik Pembobolan Kripto Bybit Senilai Rp23 Triliun

2 Mar 2025 07:49 wib. 45
0 0
Lazarus Group: Dalang di Balik Pembobolan Kripto Bybit Senilai Rp23 Triliun
Sumber foto: Cyber Daily

Lazarus Group, sebuah nama yang tak asing lagi di dunia peretasan, telah menciptakan gelombang kecemasan di kalangan industri kripto. Kelompok ini berhasil mencuri aset bernilai miliaran dolar, dan dukungan dari pemerintah Korea Utara membuat mereka semakin berbahaya. Mereka dikenal tidak hanya karena kepiawaian dalam peretasan, tetapi juga karena kemampuan mereka untuk menembus sistem keamanan yang dianggap paling canggih sekalipun.

Pada 21 Februari 2024, Lazarus Group kembali membuat berita dengan mencuri aset senilai US$1,4 miliar (sekitar Rp 23 triliun) dari bursa perdagangan kripto terkenal, Bybit. Penyelidikan yang dilakukan oleh analis blockchain terkenal, ZachXBT, menunjukkan bahwa insiden ini terkait dengan tindakan pencurian sebelumnya yang melibatkan Phemex, di mana mereka berhasil mengambil US$85 juta.

Investigasi lebih lanjut mengaitkan Lazarus dengan peretasan di platform lain seperti BingX dan Poloniex, yang memperkuat spekulasi tentang keterlibatan Korea Utara dalam kejahatan siber global.

Sejak 2017, Lazarus Group diperkirakan telah merampok sekitar US$6 miliar dari industri kripto. Menariknya, laporan dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengindikasikan bahwa hasil kejahatan ini tidak lain adalah dana untuk mendanai program senjata Korea Utara, menunjukkan betapa seriusnya ancaman ini tidak hanya bagi industri mata uang digital tetapi juga bagi stabilitas global.

Siapa Sebenarnya Lazarus Group?

Sumber utama yang bertanggung jawab atas Lazarus Group adalah Biro Umum Pengintaian Korea Utara (Reconnaissance General Bureau/RGB), yang merupakan badan intelijen teratas di negara tersebut. Departemen Keuangan AS mengidentifikasi berbagai individu kunci yang terlibat dalam kelompok ini, antara lain:

1. Park Jin Hyok – Terlibat dalam peretasan Sony Pictures pada 2014 dan mencuri US$81 juta dari Bank Bangladesh pada 2016.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?