Tampang

Kasus Pembunuhan Anak Lima Tahun di Lebak, Berawal dari Pesan Ancaman Yang Jadi Kenyataan, Bagaimana Kronologi dan Apa Motifnya?

26 Sep 2024 19:36 wib. 52
0 0
Kasus Pembunuhan Anak Lima Tahun di Lebak, Berawal dari Pesan Ancaman Yang Jadi Kenyataan, Bagaimana Kronologi dan Apa Motifnya?
Sumber foto: Google

Polisi telah menangkap lima tersangka kasus penculikan dan pembunuhan APH, bocah perempuan berusia lima tahun yang ditemukan tewas dengan kondisi kepalanya ditutupi lakban di Lebak, Banten.

Sebelum pembunuhan itu terjadi, orang tua korban sempat menerima pesan ancaman. Polisi awalnya mengaku bahwa orang tua korban pernah melapor, namun belakangan pernyataan itu disanggah oleh polisi sendiri.

Pengamat kepolisian dan hukum pidana menyayangkan hal itu. Menurut mereka, kasus ini dapat dicegah andai informasi soal ancaman tersebut ditindaklanjuti oleh polisi. APH ditemukan tak bernyawa di Pantai Cihara pada Kamis (19/09/2024) setelah hilang selama dua hari. Hasil penyidikan polisi sejauh ini mengungkap bahwa APH dibunuh di sebuah gudang di sebelah rumahnya.

Kelima tersangka pembunuhan itu yakni SA (33), EM (23), RH (38), UH (22), dan YH (32). Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Cilegon AKP Hardi Meidikson mengatakan bahwa para tersangka mulanya menargetkan untuk membunuh ibu dari APH.

“Namun karena tidak terlaksana pada hari Minggu sebelum kejadian tanggal 17 September itu, mereka juga sudah merencanakan untuk mengeksekusi korban,” kata Hardi.

Sekitar satu bulan sebelumnya, ayah dan ibu APH sempat menerima pesan ancaman penculikan dan pembunuhan melalui WhatsApp. Kapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara mengakui bahwa ancaman itu sempat dilaporkan kepada mereka. Namun belakangan, Hardi mengeklaim bahwa ayah korban tidak jadi melaporkan ancaman itu. Menurut Hardi, pesan ancaman itu pula yang menjadi petunjuk polisi untuk mengungkap tersangka pembunuhan.

"Memang yang mengancam adalah SA dan RH, mereka pakai nomor lain untuk mengancam dan mereka sudah mengakui," tutur Hardi ketika dihubungi, Selasa (24/09).

Orang tua korban pun rencananya akan diperiksa sebagai saksi pada Selasa ini, Apa saja yang telah diketahui perihal pembunuhan APH sejauh ini?

Menurut Hardi, para tersangka telah merencanakan pembunuhan ini sejak satu bulan sebelum kejadian. Awalnya mereka menargetkan untuk membunuh ibu dari APH, namun karena rencana itu tidak terlaksana, akhirnya para tersangka menargetkan APH. Pada Selasa (17/09), tersangka SE dan EM bersembunyi di kontrakan di sebelah kamar APH.

“Itu hanya lima langkah dari kamar korban ke tempat yang sekarang itu dipakai sebagai gudang. Jadi pelaku SA dan EM sudah bersembunyi di situ untuk mengintai,” kata Hardi.

Ketika ibu korban keluar rumah, SA dan EM disebut langsung keluar dari persembunyian dan menculik korban. SA kemudian membekap mulut korban menggunakan telapak tangan. Karena si korban yang melawan dan pelaku digigit, akhirnya korban ditutup menggunakan lakban, ujar Hardi.

SA kemudian memukul, membekap, hingga menduduki kepala korban. EM disebut turut membantu SA melakban korban, memegangi tubuhnya, dan menduduki wajah korban. Sampai akhirnya korban sudah tidak sadarkan diri dan sempat dimasukkan ke dalam kontainer box, setelah dimasukkan ke kontainer dipindahkan ke dalam tas ransel, kata Hardi.

Setelah menyadari bahwa korban sudah meninggal, SA dan EM menghubungi tersangka RH untuk mengalihkan fokus orang tua korban. Hardi mengatakan bahwa RH diiming-imingi imbalan Rp50 juta untuk membantu. RH pula yang mengarahkan orang tua korban untuk melapor ke Polres Cilegon.

"Setelah mengarahkan dilaporkan ke sini, barulah pelaku SA dan EM ini keluar dan kemudian mereka berpencar," kata Hardi.

Setelah itu, lanjut Hardi, EM langsung pulang ke kampungnya di Pandeglang. SA membawa korban di dalam tas ransel untuk pergi bersembunyi di daerah Kramatwatu, Serang. Sedangkan UH dan YH ikut membantu mencarikan tempat untuk membuang jasad korban dan membakar barang-barang terkait pembunuhan tersebut.

Esok harinya, para tersangka membuang jasad korban di jembatan di dekat Pantai Cihara, Kabupaten Lebak. Jasad Aqila kemudian ditemukan oleh warga pada Kamis (19/09). Menurut Hardi, para tersangka sempat menuduh seorang penjual martabak sebagai pelaku.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.