Resiko ini semua sudah dihitung tentunya, orang culas tentu tak bodoh, once collaps pailit jajaran elit bolehlah kabur... Toh investornya unlimited source ini, paling sita semua aset dan lahan bersama, karyawan dan buruh tinggal nyengir bubar.. Gaya konsumtif ini sudah lama merembet ke level bawah, nyali ngutang atau kredit rakyat kecil dibuat luar biasa ganas dan ini kembali jadi ukuran vital kesuksesan ekonomi dan jadi porfolio ke rente global lagi tentunya.. Di mata begawan ekonomi global, negara gagal bayar inilah tujuan utamanya.. maincourse yg ditunggu2 ya ini...
Angka Kemiskinan adalah jendela dan alaram sosial, level hidup layak manusia mulai dari bayi netek sampai nenek tua adalah portal in-out nya, Nilai portal ini tak bisa dipermainkan karena terkait kehidupan dasar mereka, susu si bayi, beras dan obat encok si nenek. Ahli ekonomi yg masih punya hati sudah protes keras kenapa ambang ini berani2nya dipermainkan, kenapa dgn belasan ribu per hari sudah dicap sejahtera?, ini angka biadab, hitung saja sendiri... Patokan mrk adalah jumlah asupan kalori sehari seolah manusia itu keledai beban yg hanya dimanfaatkan tenaga kasarnya..
Bagi para ahli cuap2 kemiskinan adalah perkara systemic, harus diberantas by system pula, berbagai metode dan solusi ditawarkan, individual atau simultan, jaring pengaman hrs diperkuat, dan jaring paling ampuh adalah tambahan ketersediaan lapangan kerja sesuai laju tambahan penduduk.. Theory for dummy-nya, kasih kail lebih baik dari ikan, soal umpan dan kolam pemancingan tak akan ada itu soal lain lagi, itu bukan urusan yg kasih ide... Kail tidak sedang diusahakan, dalam kerangka ibarat sementara ikan import tetap dibiarkan masuk tanpa kontrol, bumbu ikan, garam dan beras teman lauk juga diimport dgn kurva kenaikan dramatis, harganya makin mahal tapi secara relatif tetap murah dari yang lokal... Ini lelucon yang kurangajar untuk yang katanya harus diberi kail tadi..
Lapangan kerja makin sulit, proyek pure turnkey yg beberapa dekade adalah pantangan sudah jadi kecanduan untuk dilanggar, ibarat berbuat mesum sebagai kebanggaan, mungkin krn ada yg bekingin.
Semua teriak banjir TKA yang skillnya hanya sedikit maaf diatas tukang sapu atau kupas2 bawang.. Yg pegang kewenangan terlihat tak ada yang peduli bahkan jumlah TKI di luar dijadikan model alibi, pokoknya sdh paling lihai lah kalau cari2 alasan selain solusi atau sekedar cari jalan tengah kompromistis.. Ini anomali performance by input ratio, padahal asupan kalori dan protein untuk otak mereka ini jauh sekali dari cukup, entah untuk apalah itu dipakai... Seolah pemain yg dibayar untuk menjadi kalah, ketika score makin ketahuan harus makin sibuk ngeles..