Kejadian ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat dan pihak berwenang. Banyak yang mempertanyakan sejauh mana pengaruh Tony dalam menggiring anggotanya untuk melakukan tindakan kriminal. Tindakan pengancaman bersenjata yang dilakukannya tidak hanya dipandang sebagai kejahatan biasa, tetapi juga sebagai ancaman serius terhadap keamanan publik. Pihak kepolisian setempat menganggap bahwa tindakan ini merupakan bagian dari rangkaian aksi kriminal yang lebih besar, termasuk pencurian dan pemaksaan yang melibatkan anggota GRIB.
Media sosial juga ramai membahas mengenai tindakan ketua GRIB ini. Berbagai komentar dan opini bermunculan, ada yang mengecam aksi kekerasan tersebut, namun tidak sedikit pula yang mencemooh tindakan kepolisian yang dianggap lambat merespons kondisi ini. Tentu saja, hal ini menciptakan perdebatan panas di kalangan netizen yang terpecah dalam mendukung atau menentang tindakan yang dilakukan oleh Tony Simanjuntak dan kelompoknya.
Kasus ini semakin rumit dengan munculnya dugaan keterlibatan pihak-pihak lain yang mungkin mendukung atau melindungi Tony. Kepolisian berjanji akan mengusut tuntas asal-usul senjata yang digunakan serta memantau jaringan yang berpotensi mendukung tindakan kriminal kelompok GRIB. Upaya ini diharapkan bisa mengungkap lebih jauh tentang struktur organisasi yang dipimpin Tony dan mencegah munculnya aksi serupa di masa depan.