"Saya tidak pernah kenal dengan dia. Hanya saja, saya pernah ikut di pengajian semacam yang dia ikuti. Sepertinya Dita ini terus bertransformasi pindah ke pengajian yang lebih ekstrem lagi," lanjut Ahmad Faiz.
Ahmad Faiz mengungkapkan bahwa semasa SMA, saat menjabat sebagai ketua Rohis, Dita menolak untuk ikut acara upacara bendera dengan anggapan bahwa hormat kepada bendera adalah syirik.
"Dia menolak ikut upacara bendera karena menganggap hormat bendera adalah syirik, ikut bernyanyi lagu kebangsaan adalah bid’ah dan pemerintah Indonesia ini adalah thoghut," ujar Ahmad Faiz.